003- Surat 80 - Abasa - Bacaan Al Quran Riwayat Hafs- Ustadz Abdurrahim by on 2015-10-25T00:52:33Z 004 - Surat 81 - At Takwir - Bacaan Al Quran Riwayat Hafs- Ustadz Abdurrahim by Kajian.net Surah'Abasa "Ia Bermuka Masam" adalah surah ke 80 dalam al-Qur'an. Surat 'Abasa terdiri atas 42 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat An Najm. Dinamai 'Abasa diambil dari perkataan 'Abasa yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Menurut riwayat, pada suatu ketika Rasulullah s.a.w. menerima dan berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar HalamanUnduh untuk Murottal Quran Surat Abasa Dan Artinya Lengkap - Bacaan Al Quran Merdu Ustadz Abdurrahim - Youtube, klik untuk mengunduh koleksi gambar-gambar lain yang terdapat di kibrispdr.org Listento Surat Abasa on the English music album The Holy Quran by Sheikh Mohammed Al Barrak, only on JioSaavn. Play online or download to listen offline free - in HD audio, only on JioSaavn. MurottalSurat Abasa Suara Merdu - Hai sobat kesempatan kali ini kami akan berbagi kumpulan murotal surat abasa dari para qori ternama seperti Syaikh Misyari Rasyid Al-Afasy, Syaikh Abdullah Kamel, Syaikh Abdurrahman As Sudais dan masih banyak lagi nah bagi kalian yang menyukai alunan merdu ayat-ayat suci al-quran berikut ini kami akan membagikan secara gratis untuk kalian Terdapat37 bacaan surat pendek juz amma yang bisa ditafsirkan dalam bahasa latin. Berikut adalah 17 surat pendek juz amma beserta artinya untuk parents ajarkan pada sang buah hati. Juz 30 al quran ini terdiri surat an naba', an nazi'at, 'abasa, at takwir, al infithar, al muthaffifin, al insyiqaq, al buruj, at thariq, al a'la, al . عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ Arab-Latin 'abasa wa tawallāArtinya Dia Muhammad bermuka masam dan berpaling, An-Nazi'at 46 ✵ 'Abasa 2 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Tentang Surat Abasa Ayat 1 Paragraf di atas merupakan Surat Abasa Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah mendalam dari ayat ini. Diketemukan kumpulan penjabaran dari beragam mufassir berkaitan kandungan surat Abasa ayat 1, misalnya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia1-2. Terlihat perubahan dan rona masam Rasulullah sholallohu alaihi wasallam dan dia berpaling. Nabi berpaling karena seorang laki-laki buta yaitu Abdullah bin ummi maktum datang meminta bimbingan. Saat itu Rasulullah ssolallohu alaihi wasallam sedang sibuk mendakwahi para pembesar quraisy kepada islam.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram1. Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengerutkan wajahnya dan beliau berpaling.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah1-2. Allah memberi tuntunan kepada orang-orang beriman untuk mempedulikan orang-orang lemah dengan menegur Nabi Muhammad ketika datang kepadanya seorang sahabat yang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum sebelum dia beriman, dia berkata “Wahai Rasulullah, berilah aku petunjuk.” Namun ketika itu Rasulullah sedang sibuk berdakwah kepada para pemimpin kaum Quraisy; sehingga Rasulullah menampakkan wajah masam dan berpaling dari Abdullah bin Ummi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah1. عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ Dia Muhammad bermuka masam dan berpaling Yakni Rasulullah menekuk wajahnya dan berpaling.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah1. Wajah Nabi SAW masam sebab sulitnya atau kerepotan menyampaikan ajakan iman kepada para pembesar kaumnya. Diriwayatkan dari Tirmidzi dan Hakim dari Aisyah radliyallahu anha, beliau berkata Allah menurunkan ayat Abasa wa tawalla, Muhammad berwajah masam dan berpaling terhadap Ibnu Ummi Maktum yang buta. Rasul datang, kemudian dia bertanya kepada Rasul “Wahai Rasulullah, beri aku petunjuk.” Bertepatan saat itu Rasul tengah memberi arahan pembesar kaum musyrik yang menyebabkan Rasul menolaknya, namun di sisi lain menerima/memberi petunjuk kepada yang lain. Ibnu Ummi Maktum lantas berkata kepada Nabi SAW “Apakah menurutmu apa yang aku katakan tadi suatu kejelekan?”, Nabi SAW menjawab “Tidak.” Maka turunlah ayat ini📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDia berwajah masam} Rasulullah SAW mengerutkan wajahnya {dan berpaling} berpalingMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 HAyat 1-10 Sebab turunnya ayat-ayat mulia ini adalah seorang mukmin buta datang seraya bertanya kepada Nabi dan belajar dari beliau, kemudian ada orang kaya juga datang. Nabi amat ingin menunjukkan manusia, hanya saja beliau lebih condong pada orang kaya dan berpaling dari si buta lagi miskin demi mengharap agar si kaya mendapat petunjuk dan demi agar si kaya menyucikan hatinya. Lalu Allah menegurnya dengan tegurann lembut ini seraya berfirman; “dia Muhammad bermuka masam” di wajah beliau, “dan berpaling” dengan raganya karena orang buta mendatanginya. Kemudian Allah menyebutkan manfaat menyambutnya seraya berfirman, “Tahukah kamu barangkali ia,” yakni orang buta tersebut, “ingin membersihkan dirinya dari dosa,” yaitu membersihkan diri dari akhlak tercela dan ingin berakhlak terpuji, “atau dia ingin mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya,” yakni, mendapatkan pengajaran tentang sesuatu sehingga ia mendapatkan manfaat dari pelajaran itu. Ini adalah manfaat besar dan itulah maksud diutusnya para rasul, maksud dari petuah orang yang memberi nasihat dan maksud dari peringatan orang yang memberi peringatan. Sambutanmu pada orang orang yang datang sendiri seraya memerlukanmu itu lebih layak dan wajib, sedangkan berpalingnya engkau pada orang kaya yang tidak memerlukanmu yang tidak mau bertanya dan meminta fatwa karena tidak memiliki keinginan pada kebaikan dan engkau tinggalkan orang lebih utama itu tidak layak bagimu. Tugasmu hanyalah memberi pengajaran, bila pun ia tidak mau mengambil pelajaran dengan membersihkan diri, engkau tidak akan dimintai pertanggung jawab atas perbuatan buruk yang ia lakukan. Hal ini menunjukan pada kaidah masyhur; sesuatu yang telah diketahui tidak ditinggalkan untuk sesuatu yang belum jelas. Dan menyambut murid yang memerlukan dan penuh kemauan lebiih layak dari yang lainnya.📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah Komite Fatwa Majelis Ulama KSASurah yang agung ini terkandung didalamnya pelajaran-pelajaran dan nasehat-nasehat, dan juga beberapa ayat yang merupakan peringatan dan larangan-larangan bagi mereka yang menginginkan kebaikan. Yang pertama Allah memulia surah ini dengan peringatan-Nya kepada kepada Nabi-Nya, yaitu ketika Nabi Muhammad ﷺ dalam sebuah majlis bersama para pemuka-pemuka quraisy, mereka sedang berbincang dengan Nabi ﷺ, yang ketika itu Nabi ﷺ berkeinginan mengajak mereka untuk memeluk islam, ketika perbincangan mereka tengah berlangsung, datanglah seorang buta yaitu Abdullah bin Ummi maktum dan juga termasuk dari Assabiqun untuk menghadap Rasulullah ﷺ , dia menghadap Rasulullah untuk menanyakan tentang suatu perkara dalam agamanya, dan agar bertambah keilmuannya tentang islam, dia datang dengan senang hati untuk menuntut ilmu kepada Rasulullah ﷺ , akan tetapi Rasulullah ﷺ kurang senang dengan kedatangan Abdullah dikarenakan beliau sedang melakukan pertemuan dengan para Pemuka Quraisy itu dengan harapan mereka bisa memeluk agama islam, dan Abdullah bin Ummi maktum bisa bertemu Rasulullah ﷺ dilain waktu . Oleh karena kejadian diatas, Allah berfirman { عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ } Rasulullah bermuka masam dan diapun berpaling, Yakni Rasulullah menampakkan wajah masamnya atas kejengkelannya dengan kedatangan Abdullah bin Ummi maktum pada kesempatan itu , dan Rasulullah pun berpaling dari Abdullah dan kembali meneruskan perbinangannya dengan para pemuka quraisy tadi . Allah menegur Rasul-Nya atas sikapnya yang bemuka masam dan berpaling dari Abdullah bin Ummi maktum.📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 Hعَبَسَ وَتَوَلَّى " Dia Muhammad bermuka masam dan berpaling" Ini tertuju kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Makna عَبَسَ tampak masam pada wajahnya, menolak sesuatu dengan raut wajah, sedangkan makna تَوَلَّى maknanya BerpalingMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Abasa ayat 1 1-4. Pada awal-awal surat ini ditujukan sebagai petunjuk untuk Nabi dalam bergaul dengan orang-orang yang lemah dari kalangan kaum muslimin. Allah menjelaskan bahwa pada wajah Rasul nampak perubahan dan bermuka masam ketika telah datang padanya seorang yang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum yang menanyakan kepadanya berkenaan dengan urusan agama; Maka Rasul berpaling darinya karena Abdullah Ummi Maktum memotong ucapan Rasul ketika beliau sibuk berdakwah kepada pembesar-pembasar Quraisy yang keras kepala semisal Utbah, Syaibah, Abu Jahl, dan Walid bin Mughirah yang Rasul mendambakan keislaman pada mereka. Kemudian Allah tegur Nabi dengan berkata Tidaklah engkau wahai Nabi mengetahui dirinya dan dikabarkan berkenaan dengan keadaan orang yang buta ini, maka semoga ia dengan bertanya kepadamu aka menjadikan dirinya suci dari dosa-dosanya. Atau memberikan manfaat dengan apa yang ia dengar darimu kemudian ia berpikir dan menerangi hatinya dengan cahaya keimanan. Adapun pembesar-pembesar itu yang justru wajahnya berpaling, pura-pura buta dengan apa yang engkau dakwahkan, maka sungguh engkau telah menyampaikan dakwah kepada mereka dan tidak ada kewajiban bagimu kecuali hanya menyampaikan, dan sungguh telah engkau kerjakan. Dan Allah catat dengan firman-Nya “Abasa wa Tawallaa”. Dan Allah tidak mengatakan Engkau Muhammad bermuka masam dan telah berpaling, yang seolah-olah berbicara dengan seseorang yang lain selain nabi. Karena maksud Allah hanyalah mengingatkan dan memberi petunjuk.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata, “Turun ayat Abasa wa tawalla berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum seorang yang buta, ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan berkata, “Wahai Rasulullah, bimbinglah aku.” Ketika itu di dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ada salah seorang pembesar kaum musyrikin, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpaling darinya dan menghadap kepada yang lain orang musyrik sambil berkata, “Apakah menurutmu apa yang aku ucapkan salah?” Orang itu menjawab, “Tidak.” Karena inilah ayat tersebut turun.” Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi 3331 dan Syaikh Muqbil dalam Ash Shahiihul Musnad Min Asbaabin Nuzuul hal. 264-265📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Abasa Ayat 1Jika bagian akhir surah an-n'zi''t menjelaskan tugas nabi sebagai pemberi peringatan tentang hari kiamat, maka pada permulaan surah 'abasa Allah menyebutkan siapa yang akan mendapatkan manfaat dari peringatan tersebut. Disebutkan bahwa seorang pria buta bernama 'abdull'h bin ummi makt'm, anak paman khad'jah, menghadap nabi untuk meminta petunjuk. Ketika itu nabi tengah berdakwah kepada para pemuka quraisy. Nabi kurang berkenan dengan kedatangannya. Muka nabi menjadi masam. Atas perilaku tersebut Allah menegurnya dengan halus. Teguran ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an bukanlah perkataan nabi melainkan kal'mullah. Dengan teguran itu Allah menghendaki agar nabi Muhammad melakukan hal yang lebih utama, yaitu memperhatikan orang yang sungguh-sungguh mencari kebenaran dan berpegang teguh dengan islam. Dia, nabi Muhammad, berwajah masam karena kedatangan ibnu ummi makt'm, dan berpaling darinya untuk melanjutkan pembicaraan dengan pemuka quraisy. 2. Nabi kurang berkenan sehingga bermuka masam karena seorang buta telah datang kepadanya, yaitu 'abdull'h bin ummi makt'm. Allah menegur nabi karena lebih mementingkan bertemu dengan pemuka quraisy untuk mengajak mereka masuk islam. Dalam pandangan Allah, semestinya nabi lebih mementingkan siapa pun yang betul-betul ingin mengamalkan ajaran islam, tidak peduli ia dari kalangan fakir miskin bahkan cacat. 'abdull'h terus memanggil-manggil nabi, sedang dia karena kebutaannya tidak tahu bahwa beliau sedang bersama para pemuka quraisy lihat surah al-an''m/6 52; al-kahf/18 28.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangItulah berbagai penafsiran dari para ahli ilmu terhadap makna dan arti surat Abasa ayat 1 arab-latin dan artinya, semoga membawa manfaat untuk kita semua. Dukung dakwah kami dengan memberikan backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Bacaan Paling Sering Dicari Telaah berbagai konten yang paling sering dicari, seperti surat/ayat Az-Zalzalah 7, An-Nisa 1, Al-Ahzab 59, Al-Baqarah 165, An-Nur 31, An-Nur. Termasuk Al-Anbiya, Al-Ankabut 45, Al-Mukminun 1-11, Ali Imran 185, Al-Isra 24, Al-Ashr 2. Az-Zalzalah 7An-Nisa 1Al-Ahzab 59Al-Baqarah 165An-Nur 31An-NurAl-AnbiyaAl-Ankabut 45Al-Mukminun 1-11Ali Imran 185Al-Isra 24Al-Ashr 2 Pencarian ... Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Jakarta - Surat Abasa adalah surat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Kota Mekkah, setelah surat An-Najm. Surat Abasa termasuk dalam surat Juz Abasa juga disebut dengan surat ash-Shahibah. Nama Abasa عَبَسَ diambill dari ayat pertama surat ini. Abasa artinya bermuka masam. Mengenai makna nama surat ini, ada suatu kisah yang menyebabkan Rasulullah SAW bermuka masam. Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, diceritakan pada suatu hari Rasulullah SAW sedang berbicara dengan salah seorang pembesar Quraisy. Beliau sangat menginginkan dia masuk Islam. Ketika sedang berbicara dengan dengan orang Quraisy itu, datanglah Ibnu Ummi Maktum, dia adalah seorang yang telah masuk Islam sejak Ibnu Ummi Maktum bertanya kepada Rasulullah SAW tentang sesuatu yang mendesak. Nabi SAW saat itu menginginkan Ibnu Ummi Maktum diam dan tidak mengganggunya, agar beliau bisa berbicara dengan pembesar Quraisy supaya mendapat hidayah. Maka, Rasulullah SAW pun masam terhadap Ibnu Ummi Maktum dan memalingkan wajah Tafsir An Nur Jilid 4 dijelaskan bahwa surat ini berisi tentang kisah Ibnu Ummi Maktum dan penjelasan bahwa Al Quran adalah pelajaran untuk mereka yang menerima petunjuk kebenaran. Setelah itu, dijelaskan pula asal kejadian manusia, masalah makanan dan minuman, serta anjuran bagi manusia untuk memperatikan kehidupan bacaan surat Abasa, Arab, latin, dan terjemahannya1. عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓArab-latin 'abasa wa tawallāArtinya "Dia Muhammad bermuka masam dan berpaling,"2. أَن جَآءَهُ ٱلْأَعْمَىٰArab-latin an jā`ahul-a'māArtinya "karena telah datang seorang buta kepadanya."3. وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُۥ يَزَّكَّىٰٓArab-latin wa mā yudrīka la'allahụ yazzakkāArtinya "Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya dari dosa,"4. أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكْرَىٰٓArab-latin au yażżakkaru fa tanfa'ahuż-żikrāArtinya "atau dia ingin mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?"5. أَمَّا مَنِ ٱسْتَغْنَىٰArab-latin ammā manistagnāArtinya "Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,"6. فَأَنتَ لَهُۥ تَصَدَّىٰArab-latin fa anta lahụ taṣaddāArtinya "maka kamu melayaninya."7. وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰArab-latin wa mā 'alaika allā yazzakkāArtinya "Padahal tidak ada celaan atasmu kalau dia tidak membersihkan diri beriman."8. وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسْعَىٰArab-latin wa ammā man jā`aka yas'āArtinya "Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera untuk mendapatkan pengajaran,"9. وَهُوَ يَخْشَىٰArab-latin wa huwa yakhsyāArtinya "sedang ia takut kepada Allah,"10. فَأَنتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰArab-latin fa anta 'an-hu talahhāArtinya "maka kamu mengabaikannya"11. كَلَّآ إِنَّهَا تَذْكِرَةٌArab-latin kallā innahā tażkirahArtinya "Sekali-kali jangan demikian! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,"12. فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُۥArab-latin fa man syā`a żakarahArtinya "maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,"13. فِى صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍArab-latin fī ṣuḥufim mukarramahArtinya "di dalam kitab-kitab yang dimuliakan,"14. مَّرْفُوعَةٍ مُّطَهَّرَةٍۭArab-latin marfụ'atim muṭahharahArtinya "yang ditinggikan lagi disucikan,"15. بِأَيْدِى سَفَرَةٍArab-latin bi`aidī safarahArtinya "di tangan para penulis malaikat,"16. كِرَامٍۭ بَرَرَةٍArab-latin kirāmim bararahArtinya "yang mulia lagi berbakti"17.. قُتِلَ ٱلْإِنسَٰنُ مَآ أَكْفَرَهُۥArab-latin qutilal-insānu mā akfarahArtinya "Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?"18. مِنْ أَىِّ شَىْءٍ خَلَقَهُۥArab-latin min ayyi syai`in khalaqahArtinya "Dari apakah Allah menciptakannya?"19. مِن نُّطْفَةٍ خَلَقَهُۥ فَقَدَّرَهُۥArab-latin min nuṭfah, khalaqahụ fa qaddarahArtinya "Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya."20. ثُمَّ ٱلسَّبِيلَ يَسَّرَهُۥArab-latin ṡummas-sabīla yassarahArtinya "Kemudian Dia memudahkan jalannya"21. ثُمَّ أَمَاتَهُۥ فَأَقْبَرَهُۥArab-latin ṡumma amātahụ fa aqbarahArtinya "kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,"22. ثُمَّ إِذَا شَآءَ أَنشَرَهُۥArab-latin ṡumma iżā syā`a ansyarahArtinya "kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali."23. كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَآ أَمَرَهُۥArab-latin kallā lammā yaqḍi mā amarahArtinya "Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya,"24. فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦٓArab-latin falyanẓuril-insānu ilā ṭa'āmihArtinya "maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya."25. أَنَّا صَبَبْنَا ٱلْمَآءَ صَبًّاArab-latin annā ṣababnal-mā`a ṣabbāArtinya "Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air dari langit,"26. ثُمَّ شَقَقْنَا ٱلْأَرْضَ شَقًّاArab-latin ṡumma syaqaqnal-arḍa syaqqāArtinya "kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,"27. فَأَنۢبَتْنَا فِيهَا حَبًّاArab-latin fa ambatnā fīhā ḥabbāArtinya "lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,"28. وَعِنَبًا وَقَضْبًاArab-latin wa 'inabaw wa qaḍbāArtinya "anggur dan sayur-sayuran,"29. وَزَيْتُونًا وَنَخْلًاArab-latin wa zaitụnaw wa nakhlāArtinya "zaitun dan kurma,"30. وَحَدَآئِقَ غُلْبًاArab-latin wa ḥadā`iqa gulbāArtinya "kebun-kebun yang lebat,"31. وَفَٰكِهَةً وَأَبًّاArab-latin wa fākihataw wa abbāArtinya "dan buah-buahan serta rumput-rumputan,"32. مَّتَٰعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْArab-latin matā'al lakum wa li`an'āmikumArtinya "untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu."33. فَإِذَا جَآءَتِ ٱلصَّآخَّةُArab-latin fa iżā jā`atiṣ-ṣākhkhahArtinya "Dan apabila datang suara yang memekakkan tiupan sangkakala yang kedua,"34. يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِArab-latin yauma yafirrul-mar`u min akhīhArtinya "pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,"35. وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِArab-latin wa ummihī wa abīhArtinya "dari ibu dan bapaknya,"36. وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِArab-latin wa ṣāḥibatihī wa banīhArtinya "dari istri dan anak-anaknya."37. لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِArab-latin likullimri`im min-hum yauma`iżin sya`nuy yugnīhArtinya "Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya."38. وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُّسْفِرَةٌArab-latin wujụhuy yauma`iżim musfirahArtinya "Banyak muka pada hari itu berseri-seri,"39. ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌArab-latin ḍāḥikatum mustabsyirahArtinya "tertawa dan bergembira ria,"40. وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌArab-latin wa wujụhuy yauma`iżin 'alaihā gabarahArtinya "dan banyak pula muka pada hari itu tertutup debu,"41. تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌArab-latin tarhaquhā qatarahArtinya "dan ditutup lagi oleh kegelapan."42. أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَفَرَةُ ٱلْفَجَرَةُArab-latin ulā`ika humul-kafaratul-fajarahArtinya "Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka." erd/erd Episodes 338 Arabic عَبَس Translation He Frowned Verses 42 About Surah Abasa 080 Abasa This is Makki Surah and the beginning verses refer to the incident of the Prophet ﷺ bothered by the interruption of the blind companion, Abdullah ibn Makhtoom RA, who came to seek knowledge from the Prophet ﷺ while he was conversing with one of the chiefs of Quraysh. Allaah SWT condemned the Prophet ﷺ for frowning upon the blind man and considering him any less important than the elites of Quraysh, in the sight of Allaah SWT believers are more valuable than disbelievers, irrespective of their wealth or positions. Man should reflect on how he was created, from something insignificant, and on the food he enjoys. On the Day of Resurrection, men will run away from each other, and no relation will benefit before Allaah SWT. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِعَبَسَ وَتَوَلَّىٰ1أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ2وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ3أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ4أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ5فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّىٰ6وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ7وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَىٰ8وَهُوَ يَخْشَىٰ9فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ10كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ11فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ12فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ13مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ14بِأَيْدِي سَفَرَةٍ15كِرَامٍ بَرَرَةٍ16قُتِلَ الْإِنْسَانُ مَا أَكْفَرَهُ17مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ18مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ19ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ20ثُمَّ أَمَاتَهُ فَأَقْبَرَهُ21ثُمَّ إِذَا شَاءَ أَنْشَرَهُ22كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَا أَمَرَهُ23فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ24أَنَّا صَبَبْنَا الْمَاءَ صَبًّا25ثُمَّ شَقَقْنَا الْأَرْضَ شَقًّا26فَأَنْبَتْنَا فِيهَا حَبًّا27وَعِنَبًا وَقَضْبًا28وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا29وَحَدَائِقَ غُلْبًا30وَفَاكِهَةً وَأَبًّا31مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ32فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ33يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ34وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ35وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ36لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ37وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُسْفِرَةٌ38ضَاحِكَةٌ مُسْتَبْشِرَةٌ39وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ40تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ41أُولَٰئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ42 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ عَبَسَ وَتَوَلّٰىٓۙ Abasa wa tawallā. Dia Nabi Muhammad berwajah masam dan berpaling اَنْ جَاۤءَهُ الْاَعْمٰىۗ An jā’ahul-amā. karena seorang tunanetra Abdullah bin Ummi Maktum telah datang kepadanya. وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّهٗ يَزَّكّٰىٓۙ Wa mā yudrīka laallahū yazzakkā. Tahukah engkau Nabi Muhammad boleh jadi dia ingin menyucikan dirinya dari dosa اَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرٰىۗ Au yażżakkaru fatanfaahuż-żikrā. atau dia ingin mendapatkan pengajaran sehingga pengajaran itu bermanfaat baginya? اَمَّا مَنِ اسْتَغْنٰىۙ Ammā manistagnā. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup para pembesar Quraisy, فَاَنْتَ لَهٗ تَصَدّٰىۗ Fa anta lahū taṣaddā. engkau Nabi Muhammad memberi perhatian kepadanya. وَمَا عَلَيْكَ اَلَّا يَزَّكّٰىۗ Wa mā alaika allā yazzakkā. Padahal, tidak ada cela atasmu kalau dia tidak menyucikan diri beriman. وَاَمَّا مَنْ جَاۤءَكَ يَسْعٰىۙ Wa ammā man jā’aka yasā. Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera untuk mendapatkan pengajaran, وَهُوَ يَخْشٰىۙ Wa huwa yakhsyā. sedangkan dia takut kepada Allah, فَاَنْتَ عَنْهُ تَلَهّٰىۚ Fa anta anhu talahhā. malah engkau Nabi Muhammad abaikan. كَلَّآ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۚ Kallā innahā tażkirahtun. Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya ajaran Allah itu merupakan peringatan. فَمَنْ شَاۤءَ ذَكَرَهٗ ۘ Faman syā’a żakarahū. Siapa yang menghendaki tentulah akan memperhatikannya فِيْ صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍۙ Fī ṣuḥufim mukarrmahtin. di dalam suhuf yang dimuliakan di sisi Allah, مَّرْفُوْعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ ۢ ۙ Marfūatim muṭahharahtin. yang ditinggikan kedudukannya lagi disucikan بِاَيْدِيْ سَفَرَةٍۙ Bi’aidī safarahtin. di tangan para utusan malaikat كِرَامٍۢ بَرَرَةٍۗ Kirāmim bararahtin. yang mulia lagi berbudi. قُتِلَ الْاِنْسَانُ مَآ اَكْفَرَهٗۗ Qutilal-insānu mā akfarahū. Celakalah manusia! Alangkah kufur dia! مِنْ اَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهٗۗ Min ayyi syai’in khalaqahū. Dari apakah Dia menciptakannya? مِنْ نُّطْفَةٍۗ خَلَقَهٗ فَقَدَّرَهٗۗ Min nuṭfahtin, khalaqahū fa qaddarahū. Dia menciptakannya dari setetes mani, lalu menentukan takdir-nya. ثُمَّ السَّبِيْلَ يَسَّرَهٗۙ Ṡummas-sabīla yassarahū. Kemudian, jalannya Dia mudahkan. ثُمَّ اَمَاتَهٗ فَاَقْبَرَهٗۙ Ṡumma amātahū fa aqbarahū. Kemudian, Dia mematikannya lalu menguburkannya. ثُمَّ اِذَا شَاۤءَ اَنْشَرَهٗۗ Ṡumma iżā syā’a ansyarahū. Kemudian, jika menghendaki, Dia membangkitkannya kembali. كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَآ اَمَرَهٗۗ Kallā lammā yaqḍi mā amarahū. Sekali-kali jangan begitu! Dia manusia itu belum melaksanakan apa yang Dia Allah perintahkan kepadanya. فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓ ۙ Falyanẓuril-insānu ilā ṭaāmihī. Maka, hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. اَنَّا صَبَبْنَا الْمَاۤءَ صَبًّاۙ Annā ṣababnal-mā’a ṣabbān. Sesungguhnya Kami telah mencurahkan air dari langit dengan berlimpah. ثُمَّ شَقَقْنَا الْاَرْضَ شَقًّاۙ Ṡumma syaqaqnal-arḍa syaqqān. Kemudian, Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya. فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا حَبًّاۙ Fa’ambatnā fīhā ḥabbān. Lalu, Kami tumbuhkan padanya biji-bijian, وَّعِنَبًا وَّقَضْبًاۙ Wa inabaw wa qaḍbān. anggur, sayur-sayuran, وَّزَيْتُوْنًا وَّنَخْلًاۙ Wa zaitūnaw wa nakhlān. zaitun, pohon kurma, وَّحَدَاۤىِٕقَ غُلْبًا Wa ḥadā’iqa gulbān. kebun-kebun yang rindang, وَفَاكِهَةً وَّاَبًّا Wa fākihataw wa abbān. buah-buahan, dan rerumputan. مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ Matāal lakum wa li’anāmikum. Semua itu disediakan untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu. فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ Fa iżā jā’atiṣ-ṣākhkhahtu. Maka, apabila datang suara yang memekakkan dari tiupan sangkakala, يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ Yauma yafirrul-mar’u min akhīhi. pada hari itu manusia lari dari saudaranya, وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ Wa ummihī wa abīhi. dari ibu dan bapaknya, وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ Wa ṣāḥibatihī wa banīhi. serta dari istri dan anak-anaknya. لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ Likullimri’im minhum yauma’iżin sya’nuy yugnīhi. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ مُّسْفِرَةٌۙ Wujūhuy yauma’iżim musfirahtun. Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri, ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ ۚ Ḍāḥikatum mustabsyirahtun. tertawa lagi gembira ria. وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌۙ Wa wujūhuy yauma’iżin alaihā gabarahtun. Pada hari itu ada pula wajah-wajah yang tertutup debu suram تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ ۗ Tarhaquhā qatarahtun. dan tertutup oleh kegelapan ditimpa kehinaan dan kesusahan. اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ ࣖ Ulā’ika humul-kafaratul-fajarahtu. Mereka itulah orang-orang kafir lagi para pendurhaka. Quick Links Yasin Al Waqiah Al Kahfi Al Mulk Ar Rahman An Nasr Al Baqarah At Tin Al Fatihah An Nas An Naba Al Qariah

download bacaan surat abasa