LuthfiBashori. Tak hanya mendaku sebagai pejuang Islam atau NU Garis Lurus, kelompok ini juga mengklaim sebagai etafet pemikiran dakwah Sunan Giri. Gerakan ini, boleh jadi merupakan semacam bentuk tandingan atau perlawanan terhadap faham-faham pemikiran yang mereka anggap sesat macam pluralisme, sekularisme, liberalisme atau faham "Syi'ahisme".
UstazAbdul Somad atau biasa disebut dengan UAS adalah salah satu fenomena di jagat dakwah Islam saat ini. Nilai jualnya ada di keluasan ilmunya dalam ilmu
Syukronmengatakan, mereka yang mengatasnamakan NU Garis Lurus tidak perlu direspon dan hanya lelucon saja. "Jadi sikap dan dukungan mereka yang mengatasnamakan NU Garis Lurus nggak perlu direspon, cuma segelintir orang saja. Anggap lelucon saja lah," tambahnya. Dia menyebut, segelintir orang yang mengklaim sebagai NU Garis Lurus adalah golongan yang berpaling dari rombongan Nahdlatul Ulama.
Jakarta(SI Online) - Ketua Umum Komite Khittah Nahdlatul Ulama (KKNU) 1926 KH Solachul Aam Wahib Wahab menjelaskan alasan kenapa munculnya gerakan NU Garis Lurus dan KKNU di tengah-tengah keberadaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). "Lahirnya kedua lembaga yaitu NU Garis Lurus dan KKNU karena salah kelola dari pengurus PBNU saat ini
KH Nu'man Bashori Alwi adalah kakak kandung KH. Luthfi Bashori Alwi, Malang, yang namanya menjadi dikenal karena sikapnya yang kontroversial dan disebut menjabat sebagai Ketua NU Garis Lurus. Dalam acara Kopdar Kebangsaan bersama Gus Nuril, Gus Nu'man membeberkan riwayat adiknya dari masa kecil sampai menjadi terkenal saat ini. Berikut adalah transkrip lengkapnya dengan beberapa perbaikan
. Menimbang Radikalisme NU Garis Lurus Neo-Khawarij Oleh KH. Imam Jazuli, Lc., Menjelang Muktamar NU ke-33 di Jombang tahun 2015, muncul fenomena radikal jenis lain. Yakni, kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai NU Garis Lurus, yang secara radikal memusuhi seluruh kelompok yang berbeda dari dirinya. Kelompok ini digawangi oleh Ustad. Luthfi Bashori Malang, Ustad Yahya al-Bahjah Cirebon, dan Ustad Idrus Ramli Jember. Dengan gaya radikal, NU Garis Lurus menjelma gerakan neo-khawarij, yang menuduh sesat siapa saja yang menyimpang dari tafsir keagamaan versi dirinya, termasuk Gus Dur, M. Quraish Shihab, dan Kiai Said Aqil Siradj. Tokoh-tokoh NU Moderat ini tidak lepas dari cercaan mereka. Mencerca tokoh NU moderat sama persis dengan saat mencerca kelompok Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, dkk.. Radikalisme neo-khawarij ini membuat jamaah Nahdliyyin terkocar-kacir. Bahkan, keberhasilan NU Garis Lurus menggalang jamaah sendiri terlihat jelas saat Pilpres 2019 tempo hari. Golongan kecil ini mendukung pasangan Prabowo-Sandi di kala mayoritas warga Nahdliyyin mendukung Jokowi-Amin. Visi awal NU Garis Lurus memang untuk menentang golongan mayoritas. Dalam rangka menyerang NU Moderat, NU Garis Lurus mengangkat isu-isu lama, seperti permusuhan terhadap Syi’ah dan Ahmadiyah. Ironisnya, NU Garis Lurus terperdaya oleh kaum Wahhabi yang mentahrif atau mengubah teks kitab ar-Risalah karya Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari. Mbah Hasyim tidak memusuhi kelompok Syi’ah secara umum, tetapi khusus Syi’ah Rafidhah, yakni mereka yang memusuhi para sahabat Nabi. Di Indonesia, kelompok Syi’ah Rafidhah itu tidak ada. Tetapi, karena terjebak oleh versi Wahhabi, NU Garis Lurus menyamakan seluruh Syi’ah tanpa mampu membedakannya dengan Rafidhah. Dari sinilah potensi destruktif aliran NU Garis Lurus terlihat nyata. Sehingga ia tak ubahnya dengan golongan radikalis Islam lainnya. Watak destruktif dari aliran NU Garis Lurus ini sangat kentara. Dalam setiap dakwahnya, tuduhan kelompok di luar dirinya telah menyimpang, sesat, “tidak-lurus”, sangat mudah dijumpai. Bukan saja golongan Syi’ah, Ahmadiyah, bahkan tokoh-tokoh seperti Gus Dur, Quraish Shihab, dan Kiai Said Aqil Siradj pun tidak lepas dari tuduhan telah berbuat menyimpang. Pemaknaan terhadap konsep Akidah Ahlus Sunah wal Jamaah dan teks-teks kitab karangan Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari ditafsiri sesuai perspektif kelompoknya. Kehadiran NU Garis Lurus tidak lepas dari peran yang ingin dimainkannya, yakni anti-tesa terhadap aliran liberal yang digagas oleh anak-anak muda NU. Namun begitu, gerakannya yang terlalu ekstrim kanan membuat persoalan kebangsaan dan keagamaan semakin rumit. NU Garis Lurus hadir hanya untuk meramaikan persoalan dialektika internal NU dengan jalur dakwah puritanisasi. Puritanisme adalah gerakan paham keagamaan yang memperjuangkan keaslian. Akhir abad 16 di Inggris, kaum puritan ingin memurnikan ajaran Katolik Roma dari ajaran-ajaran yang dianggap bukan dari Katolik. Di Timur Tengah terjadi pada abad ke-18, ketika aliran Wahhabisme dikembangkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Wahhabisme ingin membersihkan Islam dari ajaran-ajaran yang dianggap bukan dari Islam. Dengan menyerang tokoh-tokoh besar NU seperti Gus Dur, Quraish Shihab, Said Aqil Siradj, NU Garis Lurus mengusung paham puritanisme. Terminologi “Garis Lurus” digunakan untuk ajaran puritanisme mereka. Yakni, mengebiri aspek-aspek keagamaan dan pemikiran di tubuh NU, yang menurut mereka tidak sejalan dengan ajaran Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari. Pengebirian ini pula tidak lepas dari konteks sosial-politik pada jamannya. Yaitu, kelompok NU Garis Lurus ini mengalami kekalahan telak pada Muktamar NU ke-33 tersebut. Idrus Ramli dan kawan-kawan hanya mendapatkan suara yang sedikit dan tidak masuk ke dalam kepengurusan struktural PBNU. Satu-satunya jalan adalah berbeda dengan NU Moderat melalui propaganda keagamaan, yang disebutnya Garis Lurus. Sehingga dalam perjalanannya, NU Garis Lurus akan terus menyerang PBNU baik dalam aspek keorganisasian maupun non-organisasi. Siapa pun mau menyerang PBNU, sejatinya sudah difasilitasi, yakni dengan adanya media intelektual seperti tradisi Bahtsul Masail. Di sana semua urusan agama fikih, akhlak, dan Aqidah dapat dibicarakan secara akademik. Namun, NU Garis Lurus lebih sering su’ul adab tidak beretika dan mengabaikan diskusi terbuka di panggung Bahtsul Masail. Padahal, inilah kesempatan mereka duduk bersama dengan seluruh entitas kelompok dan aliran pemikiran yang ada dalam tubuh NU sendiri. Jika NU Garis Lurus memang memperjuangkan kebenaran dan ilmu pengetahuan, bukan kekecewaan karena tidak mendapat kekuasaan dan struktur jabatan, semestinya menghindari tuduhan-tuduhan sepihak yang menyudutkan NU Moderat. Bahtsul Masail jangan ditinggalkan, supaya jamaah Nahdliyyin tidak jadi korban.
ilusrasi pinterest Ulama adalah pewaris para Nabi. Dari para ulama, kita belajar agama. Terlebih para ulama besar yang menjadi teladan mengamalkan Islam, ilmunya dalam, karyanya tersebar luas dan murid-muridnya sangat banyak. إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah Berikut ini 60 ulama besar dari masa tabi’in hingga tahun 1000 hijriyah. Syaikh Ahmad Farid memilih mereka dan memasukkan dalam bukunya Min A’lam As Salaf. “Saya berusaha dengan sungguh-sungguh memilih para tokoh dalam buku biografi ini adalah ulama yang konsen dalam bidang fiqih, para pemimpin madzhab, imam hadits, imam jarh wa ta’dil serta para pemimpin kezuhudan dan ibadah yang sangat layak ditiru. Yakni orang-orang yang telah mempraktikkan sunnah dengan sebenar-benarnya,” tulis Syaikh Ahmad Farid dalam mukaddimahnya. Siapa saja 60 ulama besar tersebut? Berikut ini nama-nama serta tahun lahir dan wafat, urut berdasarkan tahun wafatnya. Untuk biografi lengkap yang telah tersedia, bisa diklik link nama ulama tersebut. 1. Masruq bin Al Ajda’ Nama lengkap Maruq bin Al Ajda’ Al Hamadani Al Wadi’i Abu Aisyah Al Kufi Lahir 1 HijriyahWafat 63 Hijriyah 2. Said bin Musayyab Nama lengkap Said bin Musayyab bin Hazn bin Abi Wahb Ibnu Amir bin A’id bin Imran bin Makhzum Al Qurasy Al Makhzumi Al Madani Lahir 19 HWafat 94 H 3. Urwah bin Az Zubair Nama lengkap Urwah bin Az Zubair bin Al Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai Al Qurasy Al Asadi Al Madani Lahir 29 HWafat 94 H 4. Said bin Jubair Nama lengkap Said bin Jubair bin Hisyam Al Asadi Al Walibi Lahir 46 HWafat Sya’ban 95 H 5. Umar bin Abdul Aziz Nama lengkap Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Al Hakam bin Abi Al Ash bin Umayyah bin Abdimanaf bin Qushay Al Qurasy Lahir 61 HWafat 5 Rajab 101 H 6. Amir bin Syarahil Nama lengkap Amr bin Syarahil bin Abdu Asy Sya;bi Au Amr Al Kufi Lahir 21 HWafat 110 H 7. Thawus bin Kaisan Nama lengkap Thawus bin Kaisan Al Yamani Al Humairi LahirWafat 9 Dzulhijjah 106 H 8. Hasan Al Bashri Nama lengkap Al Hasan bin Abi Al Hasan Yasar Al Bashri Lahir 22Wafat Rajab 110 H 9. Muhammad bin Sirin Nama lengkap Muhammad bin Sirin Al Anshari Abu Bakar bin Abi Umrah Al Bashri LahirWafat Syawal 110 H 10. Imam Az Zuhri Nama lengkap Muhammad bin Muslim bin Abdillah bin Syihab bin Abdillah Al Harits bin Zuhrah bin Kilab Al Qurasy Az Zuhri Al Madani Lahir 50 HWafat 11. Ayyub As Sakhtiani Nama lengkap Ayyub bin Abi Tamimah Kaisan As Sakhtiani Abu Bakar Al Bashri Lahir 68 HWafat 131 H 12. Sulaiman bin Mihran Al A’masy Nama lengkap Sulaiman bin Mihran Al Asadi Al Khalili Abu Muhammad Al Kufi Al A’masy Lahir 61 HWafat Rabiul Awwal 148 H 13. Imam Abu Hanifah Nama lengkap Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin Mahan At Taimi Al Kufi Lahir 80 HWafat Sya’ban 150 H 14. Abdurrahman bin Amr Al Auza’i Nama lengkap Abdurrahman bin Amr bin Muhammad Asy Syami Al Auza’i Lahir 88 HWafat Shafar 157 H 15. Syu’bah bin Al Hajjaj Nama lengkap Syu’bah bin Al Hajjaj bin Al Ward Al Ataki Al Azdi Abu Bistham Al Wasathi Lahir 82 HWafat Muharram 160 H 16. Sufyan Ats Tsauri Nama lengkap Sufyan bin Said bin Masruq Ats Tsauri bin Rafi’ bin Abdillah bin Muhabah bin Abi Abdillah Al Kufi Lahir 77 HWafat Sya’ban 161 H 17. Hammad bin Salamah Nama lengkap Hammad bin Salamah bin Dinar Al Bashri Lahir 91 HWafat Dzulhijjah 167 H 18. Al Laits bin Sa’ad Nama lengkap Laits bin Sa’ad bin Abdirrahman Al Fahmayyu Abu Harits Al Mashri Lahir 74 HWafat Sya’ban 175 H 19. Hammad bin Zaid Nama lengkap Hammad bin Zaid bin Darham Al Azdi Al Jahdhami Al Bashri Lahir 98 HWafat Ramadhan 179 H 20. Imam Malik Nama lengkap Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amr bin Amr bin Al Harits bin Ghainam bin Al Khutsail bin Amr bin Harits Al Madani Lahir 93 HWafat Rabiul Awwal 179 H 21. Abdullah bin Mubarak Nama lengkap Abdullah bin Al Mubarak bin Wadhih Al Hanzhali At Tamimi Lahir 118 HWafat Ramadhan 181 H 22. Fudhail bin Iyadh Nama lengkap Abu Ali Al Fudhail bin Iyadh bin Mas’ud bin Bisyr At Tamimi Al Yarbu’i Lahir 106 HWafat Muharram 187 H 23. Waqi’ bin Al Jarrah Nama lengkap Abu Sufyan Waqi’ bin Al Jarrah bin Malih Ar Ruasi Al Kufi Lahir 129 HWafat Muharram 197 H 24. Sufyan bin Uyainah Nama lengkap Abu Muhammad Sufyan bin Uyainah bin Abi Imran Maimun Al Hilali Al Kufi Lahir 107 HWafat Rajab 198 H 25. Abdurrahman bin Mahdi Nama lengkap Abu Said Al Bashari Al Lu’lu’i Abdurrahman bin Mahdi bin Hisan bin Abdirrahman Al Anbari Lahir 135 HWafat Rajab 198 H 26. Yahya bin Said Al Qaththan Nama lengkap Abu Said Al Bashari Yahya bin Said bin Farraukh Al Qaththan At Tamimi Al Ahwal Al Hafizh Lahir 120 HWafat Shafar 198 H 27. Imam Syafi’i Nama lengkap Muhammad bin Idris bin Al Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin As Saib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim Lahir 150 HWafat Sya’ban 204 H 28. Yazid bin Harun Al Wasithi Nama lengkap Abu Khalid Yazid bin Harun bin Zadzi bin Tsabit As Sulami Al Wasithi Lahir 118 HWafat Rabiul Akhir 206 H 29. Abu Ubaid Al Qasim bin Sallam Nama lengkap Abu Ubaid Al Qasim bin Sallam bin Abdullah bin Al Adib Al Faqih Al Muhaddits Lahir 157 HWafat 224 H 30. Yahya bin Ma’in Nama lengkap Yahya bin Ma’in bin Aun bin Ziyad bin Bastham bin Abdirrahman Lahir 158 HWafat Dzulqa’dah 233 H 31. Ali bin Al Madini Nama lengkap Ali bin Abdillah bin Ja’far bin Nujaih bin Bakar bin Sa’ad As Sa’adi Lahir 161 HWafat Dzulqa’dah 234 H 32. Ishaq bin Rahawaih Nama lengkap Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad bin Ibrahim bin Abdillah bin Mathar bin Ubaidillah bin Ghalib bin Warits At Tamimi Al Hanzhali Lahir 161 HWafat Nisfu Sya’ban 238 H 33. Imam Ahmad bin Hambal Nama lengkap Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdillah bin Hayyan bin Abdillah bin Anas bin Auf Lahir Rabiul Awwal 164 HWafat 12 Rabiul Awwal 241 H 34. Imam Bukhari Nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Lahir 13 Syawal 194 HWafat 1 Syawal 256 H 35. Imam Muslim Nama lengkap Muslim bin Hajjaj bin Muslim bin Wardi bin Kawisyadz Al Qusyairi An Naisaburi Lahir 204 HWafat 4 Rajab 261 H 36. Imam Abu Dawud Nama lengkap Abu Dawud Sulaiman bin Al Asy’ats bin Syidad bin Amr bin Amir As Sijistani Lahir 202 HWafat 16 Syawal 275 H 37. Abu Hatim Ar Razi Nama lengkap Muhammad bin Idris bin Al Mundzir bin Dawud bin Mahran Al Hanzhali Al Hafizh Lahir 195 HWafat Sya’ban 277 H 38. Imam Tirmidzi Nama lengkap Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Adh Dhahak As Sulami At Tirmidzi Lahir 210 HWafat 13 Rajab 279 H 39. Ibrahim bin Ishaq Nama lengkap Abu Ishaq Ibrahim bin Ishaq bin Ibrahim bin Busyair bin Abdillah bin Daisam Lahir 198 HWafat Dzulhijjah 285 H 40. Imam An Nasa’i Nama lengkap Abu Abdirrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr Al Khurasani An Nasa’i Lahir 215 HWafat 13 Shafar 302 H 41. Muhammad bin Nashr Al Marwazi Nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Nashr bin Al Hajjaj Al Marwazi Al Imam Al Hafizh Syaikhul Islam Lahir 202 HWafat Muharram 294 H 42. Imam Ath Thabari Nama lengkap Abu Ja’far Muhammad bin jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib Ath Thabari Lahir 224 HWafat Syawal 310 H 43. Ibnu Khuzaimah Nama lengkap Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah bin Shalih bin Bakar As Silmi An Naisaburi Asy Syafi’i Lahir 223 HWafat 311 H 44. Imam Ath Thabrani Nama lengkap Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub bin Mathir Al Lakhami Asy Syami Ath Tabarani Lahir Shafar 260 HWafat 29 Dzulqa’dah 360 H Nama lengkap Abu Al Hasan Ali bin Ahmad bin Mas’ud bin An Nu’aim bin Dinar bin Abdillah Al Baghdadi Lahir 306 HWafat 23 Dzulqa’dah 385 H 46. Ibnu Mandah Nama lengkap Muhammad bin Abi Ya’qub Ishaq bin Muhammad bin Yahya bin Mandah Lahir 310 HWafat Dzulqa’dah 395 H 47. Imam Al Hakim Nama lengkap Abu Abdillah Al Hakim Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Hamdawaih bin Na’im bin Al Hakam An Naisaburi Lahir 3 Rabiul Awwal 321 HWafat Shafar 405 H 48. Abu Muhammad bin Hazm Nama lengkap Ali bin Ahmad bin Said bin Hazm bin Ghalib bin Shalih bin Khalaf bin Sa’dan bin Sufyan bin Yazid Lahir Ramadhan 384 HWafat 28 Sya’ban 456 H 49. Abu Bakar Al Baihaqi Nama lengkap Ahmad bin Al Husain bin Ali bin Musa Al Khazraujirdi Al Khurasani Al Baihaqi Lahir Sya’ban 384 HWafat 10 Jumadil Ula 458 H 50. Ibnu Abdil Barr Nama lengkap Yusuf bin Abdillah bin Muhammad bin Abdil Barr Al Ashim An Namri Al Andalusi Al Qurthubi Al Maliki Lahir Rabiul Akhir 368 HWafat Rabiul Akhir 463 H 51. Al Khatib Al Baghdadi Nama lengkap Ahmad bin Ali bin Tsabit bin Ahmad bin Muhdi Al Khatib Al Baghdadi Lahir 25 Jumadil Akhir 392 HWafat 7 Dzulhijjah 463 H 52. Abu Al Qasim bin Asakir Nama lengkap Ali bin Al Hasan bin Hitabillah bin Abdillah bin Al Husain Abu Qasim Ad Dimasqy Asy Syafi’i Lahir Muharram 499 HWafat 11 Rajab 571 H 53. Abu Faraj bin Al Jauzi Nama lengkap Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Ubaid bin Abdillah bin Hamadi Al Baghdadi Lahir 509 HWafat 13 Ramadhan 597 H 54. Al Hafizh Abdul Ghani Al Maqdisi Nama lengkap Taqiyuddin Abu Muhammad Abdul Ghani bin Abdil Wahid bin Ali bin Sarur bin Rafi’ Al Maqdisi Lahir Rabiul Awal 541 HWafat 23 Rabiul Awal 606 H 55. Al Izzu bin Abdissalam Nama lengkap Abdul Aziz bin Abdissalam bin Abi Al Qasim bin Hasan bin Muhammad bin Muhadzdzab Lahir 577 HWafat Jumadil Ula 660 H 56. Imam An Nawawi Nama lengkap Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Muri bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah Ad Dimasyqi Lahir Muharram 631Wafat 24 Rajab 676 57. Ibnu Taimiyah Nama lengkap Ahmad bin Abdil Halim bin Abdissalam bin Abdillah bin Al Khadr bin Muhammad bin Al Khadr bin Ali bin Abdillah bin Taimiyah Lahir 10 Rabiul Awal 661 HWafat 20 Dzulqa’dah 728 H 58. Al Hafizh Adz Dzahabi Nama lengkap Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qayimaz bin Asy Syaikh Abdullah Ad Dimasyqi Adz Dzahabi Lahir Rabiul Akhir 673 HWafat 13 Dzulqa’dah 748 H 59. Ibnu Qayyim Al Jauziyah Nama lengkap Muhammad bin Abi Bakar bin Ayyub bin Sa’ad bin Hariz bin Makki Az Zuri Ad Dimasqi Lahir Shafar 691 HWafat 13 Rajab 751 H 60. Ibnu Hajar Al Asqalani Nama lengkap Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al Asqalani Lahir 22 Sya’ban 773 HWafat 28 Dzulhijjah 852 H Demikian 60 ulama besar dari masa tabi’in hingga tahun 1000 hijriyah. Untuk biografi yang telah tersedia dan tentunya dari beberapa referensi, bisa diklik link pada nama ulama tersebut. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
- Setelah terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, kekinian NU juga telah mengumumkan daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027. Ada kejutan, lantaran untuk pertama kalinya dalam sejarah, NU memiliki pengurus dari tokoh perempuan. Salah satu nama tokoh perempuan yang paling menjadi perhatian dalam daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027 adalah istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid. Tidak hanya itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga masuk dalam pengurus PBNU terbaru ini. Putri Gus Dur, Alissa Qotrunnada Wahid juga masuk menjadi Ketua di Tanfidziyah, sama seperti Khofifah. Untuk lebih lengkapnya, berikut daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027 sebagaimana tertera dalam Keputusan PBNU Nomor 01/ yang ditandatangani oleh Rais Aam KH Miftachul Ahyar; Katib Aam KH Ahmad Said Asrori; Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf; serta Sekjen KH Saifullah Yusuf. Baca Juga Khofifah Jadi Cawapres Perempuan Terdepan Dibanding Calon Lain, Modal Suara Besar di Jatim Susunan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa Khidmat 2022 - 2027 MUSTASYAR KH. A. Mustofa BisriAGH. Dr. Baharuddin HS, MAProf. Dr. KH. Ma'ruf AminKH. Jirjis Ali MaksumKH. Nurul Huda DjazuliKH. Bunyamin MuhammadKH. Anwar Manshur Syaikh H. Hasanoel Basri HGKH. Dimyati Rois KH. As'ad Said AliHabib Luthfi Bin YahyaProf. Dr. KH. Machasin, MATGH. LM. Turmudzi BadaruddinProf. Dr. KH. Artani HasbiProf. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MAAGH. Habib Abdurrahim AssegafNyai Hj. Nafisah Sahal MahfudzKH. Muhammad Nuh Ad-DawamiNyai Hj. Shinta Nuriyah A. WahidKH. Abdullah Ubab MaimoenNyai Hj. Machfudhoh Aly UbaidKH. Zaky MubarokKH. Taufiqurrahman SubkhiKH. Mustafa Bakri NasutionKH. Fuad NurhasanKH. Abdul Kadir MakarimKH. Muhtadi DimyathiDr. Muhammad Hikam, MA, APUKH. Ulin Nuha ArwaniDrs. KH. Ahmad Chozin ChumaidiHabib Zein bin Umar bin SmithKH. Muhammad Hatim Salman, LcKH. Muhammad RomliH. Herman Deru, SH, MMSYURIYAH Rais Aam KH. Miftachul AkhyarWakil Rais Aam KH. Anwar IskandarWakil Rais Aam KH. Afifuddin MuhajirRais KH. Muhammad Mushtofa Aqiel SirojRais KH. Abun Bunyamin RuhiyatRais KH. Ali Akbar MarbunRais Prof. Dr. KH. Zainal AbidinRais KH. Idris HamidRais KH. Adib Rofiuddin IzzaRais KH. Abdullah Kafabihi MahrusRais KH. Ubaidillah FaqihRais KH. Masdar Farid Mas'udiRais KH. Aniq MuhammadunRais KH. Azizi HasbullahRais Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEARais KH. Mudatsir BadruddinRais Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MARais KH. A. Mu'adz ThohirRais Dr. KH. Abdul Ghafur Maimoen, MARais KH. Bahauddin NursalimRais KH. Subhan MakmunRais KH. Hambali IlyasRais KH. Imam Buchori CholilRais Prof. Dr. KH. Abd. A'la BasyirRais KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc, MA, KH. Ahmad Haris ShodaqohRais KH. Moch. Chozien AdenanRais KH. Abdul Wahid ZamasRais KH. Abdul Wahab Abdul Gafur, LcKatib Aam KH. Ahmad Said AsroriKatib KH. Nurul Yaqin IshaqKatib Dr. KH. M. Afifudin Dimyathi, Lc, MAKatib KH. Sholahudin Al-Aiyub, Dr. KH. Hilmy Muhammad, MAKatib KH. Abu Yazid Al-BusthamiKatib KH. Faiz Syukron Makmun, Lc, MAKatib KH. Athoillah Sholahuddin AnwarKatib KH. Muhammad Abdurrahman Al KautsarKatib Dr. KH. Abdul Moqsith Ghazali, MAKatib KH. Reza Ahmad ZahidKatib Habib Luthfi bin Ahmad Al-AttasKatib Dr. KH. Abdul Ghofar RozinKatib KH. Maksum FaqihKatib Dr. KH. Nur Taufik Sanusi, MAKatib KH. M. Syarbani HairaKatib KH. Muhammad Aunullah A'la Habib, LcKatib KH. Ahmad Muzani Al-FadaniKatib KH. Sarmidi HusnaKatib H. Ikhsan Abdullah, SH, MHKatib KH. Muhyidin Thohir, KH. Ahmad Tajul MafakhirKatib Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA A’WAN Habib Syech bin Abdul Qadir AssegafH. Ahmad Sudrajat, Lc. MAHabib Ahmad Al HabsyiKHR. Chaidar MuhaiminDr. KH. Zaidi AbdadKH. Najib HasanDr. H. Endin AJ Soefihara, MMADr. Ali Masykur Musa, H. Imam Anshori Saleh, SH, MADr. H. Anis NakiHj. Nafisah Ali MaksumDr. H. Agus RofiudinHj. Badriyah FayumiKH. Matin SyarqowiHj. Ida Fatimah ZainalH. Hamid Usman, SEHj. Dr. Faizah Ali SibromalisiKH. Muhammad Fadlan AsyariProf. Dr. Muhammad NasirProf. Dr. Asasri WarniDr. H. Mochsen AlydrusDr. H. Muhajirin YanisKH. Masyhuri Malik Masryah AmvaKH. Mahfud AsirunH. Misbahul Ulum, SEKH. Yazid Romli, Lc, MAProf. Dr. Ali NurdinKH. Ahmad Ma'shum Abror, Rahmat HidayatDr. Dany Amrul Ichdan, SE, Chaider S. Banualim, MADr. H. Juri Ardiantoro, Abdul MuhaiminIr. H. Irsan NoorH. Zainal Abidin Amir, MAKH. Taj Yasin Maimun TANFIDZIYAH Baca Juga Besok Laga Timnas Indonesia Lawan Palestina, Gubernur Khofifah Kuatkan Persaudaraan dan Solidaritas Ketua Umum KH. Yahya Cholil StaqufWakil Ketua Umum KH. Zulfa MustofaWakil Ketua Umum KH. Sayyid Muhammad Hilal Al AididWakil Ketua Umum Prot. Dr. H. Nizar Ali, Ketua Umum H. Nusron Wahid, SEKetua Prof. Dr. KH. Moh. Mukri, KH. Hasib Wahab ChasbullahKetua Ny. Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, MAKetua H. Amin Said Husni, MAKetua H. Aizuddin Abdurrahman, SHKetua KH. Abdul Hakim MahfudzKetua H. Umarsyah, H. Ishfah Abidal Aziz, SHI, MHKetua Dr. H. Miftah FaqihKetua Ny. H. Alissa Qotrunnada Wahid, Drs. H. Amiruddin Nahrawi, Drs. H. Ulyas Taha, H. Sarbin Sehe, Prof. Dr. H. Agus Zainal ArifinKetua Drs. H. Abdullah Latopada, MAKetua Dr. KH. Ahmad FahrurroziKetua Drs. H. Muhammad Tambrin Mohamad Syafi AlielhaKetua H. Arif Rahmansyah Marbun, SE, MMKetua Padang Wicaksono, SE, Ir. Fahrizal Yusuf Affandi, H. Nasyirul Falah Amru, SE, MAPKetua H. Choirul Sholeh Rasyid, SEKetua Dr. H. Zainal Abidin Rahawarin, H. Mohammad Jusuf HamkaKetua Dr. H. Eman Suryaman, SE, MMKetua H. Robikin EmhasSekretaris Jenderal Drs. H. Saifullah YusufWakil Sekretaris Jenderal KH. Abdussalam SohibWakil Sekretaris Jenderal Prof. Dr. Ahmad Muzakki, SEAWakil Sekretaris Jenderal H. S. Suleman Tanjung, Sekretaris Jenderal Dr. H. Muhammad Aqil Irham, Sekretaris Jenderal Drs. H. Imron Rosyadi Hamid, SE, Sekretaris Jenderal Faisal Saimima, SEWakil Sekretaris Jenderal Mas'ud SalehWakil Sekretaris Jenderal Ai Rahmayanti, Sekretaris Jenderal Silahuddin, MHWakil Sekretaris Jenderal H. Rahmat Hidayat Pulungan, Sekretaris Jenderal Habib Abdul Qodir Bin Aqil, SH, MA, LLMWakil Sekretaris Jenderal Dr. Najib AzcaWakil Sekretaris Jenderal H. Syarif Munawi, SE, MMWakil Sekretaris Jenderal Isfandiari Mahbub DjunaidiWakil Sekretaris Jenderal H. Taufiq Madjid, Sekretaris Jenderal Dr. H. Muhammad Faesal, MH, Sekretaris Jenderal H. Andi Sahibuddin, Sekretaris Jenderal Drs. Lukman Khakim, Sekretaris Jenderal H. Nur Hidayat, MAWakil Sekretaris Jenderal H. Lukman Umafagur, Umum H. Mardani H. MamingBendahara H. Dipo Nusantara Pua Upa, SH, MH, H. Sumantri Suwarno, SEBendahara H. Gudfan ArifBendahara Nuruzzaman, Hidayat FirmansyahBendahara Nashruddin AliBendahara H. Ahmad NadzirBendahara H. Burhanudin MochsenBendahara Dr. H. Ashari TambunanBendahara Dr. Faisal Ali Hasyim, SE, CA, CSEPBendahara H. Aswandi RahmanBendahara H. Fesal Musaad, sejumlah nama tokoh perempuan dalam kepengurusan PBNU, bagi Alissa Wahid adalah terobosan yang sangat penting. Menurutnya, peran perempuan sejak awal berdirinya NU justru sangat besar. “Selama ini tokoh-tokoh perempuan NU tidak hanya mengurusi kiai tapi juga pondok putri juga pengajian dan kegiatan di ruang publik juga banyak diurusi Bu Nyai,” kata putri Gus Dur, Alissa. Demikian daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027. Apakah salah satu panutan atau idola anda masuk dalam daftar pengurus PBNU terbaru tersebut?
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Warga Nahdliyyin bersuka cita memiliki teladan yang beragam, keragaman yang sekaligus rahmatan lil alamin, dan karena itulah, menjadi warga Nahdliyyin harus menyiapkan hati dan pikiran seluas cakrawala. Seandainya di atas cakrawala masih ada cakrawala, warga Nahdliyyin harus jadi semesta yang menampung segala. Salah satu sosok berkepribadian semacam itu adalah KH. Imam Jazuli, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia benar Kiai Imam Jazuli dalam memahami substansi dan esensi Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang tidak ecek-ecek. Makna NU bagi beliau merepresentasi nama dan orang-orangnya, mulai dari jamaahnya hingga pengurusnya; baik yang duduk di jabatan struktural hingga yang secara kultural saja. Dari segi nama, NU berarti kebangkitan kaum intelektual atau "intellectuals enlightenment". Penulis mengamini ketika Kiai Imam Jazuli berkomentar bahwa menjadi warga NU itu berat sekali, karena harus memiliki hati dan pikiran seluas inilah yang tidak dipelajari dengan serius oleh komunitas NU Garis Lurus. Ustad Luthfi Bashori, Ustad Yahya al-Bahjah, dan Ustad Muhammad Idrus Ramli tidak mengajari santri-santri fanatiknya tentang makna kebangkitan kaum cendekiawan, sehingga rombongan mereka jatuh ke jurang fanatisme sempit yang begitu dalam dan gelap gulita. Karenanya, Kiai Imam Jazuli tidak salah ketika menempatkan NU Garis Lurus sebagai gerakan Neo-Khawarij. Salah satu bukti paling nyata adalah ketidakmampuan komunitas NU Garis Lurus melihat hikmah yang begitu halus pertentangan KHR. As'ad Syamsul Arifin dan KH. Abdurrahman Wahid Mantan Presiden RI ke-4. Mufaraqah Kiai As'ad dari Gus Dur dipahami secara dangkal. Padahal, di kalangan warga Nahdliyyin yang terpelajar, tercerahkan, dan ilmiah, seperti Kiai Imam Jazuli, Mufaraqah dua kubu yang saling berseberangan ini memang harus terjadi. Sesuai konteks politik di jaman itu. Ingat, ini bukan konteks akidah melainkan strategi politik. KHR. As'ad Syamsul Arifin saat itu dekat dengan rezim Orde Baru yang dipimpin tangan besi Presiden Soeharto. Sedangkan dalam program TV Kick Andy, Gus Dur dengan blak-blakan mengatakan dirinya tidak punya musuh di dunia ini kecuali Soeharto. Itu pun dalam konteks politik saja, bukan dalam relasi sosial kemanusiaan. Mufaraqah antara KHR. As'ad dan Gus Dur adalah Mufaraqah politik, karena generasi tua ini khawatir kelak Gus Dur tidak ada yang membela ketika rezim besi Orba merasa ini berdasarkan pernyataan KHR. As'ad Syamsul Arifin sendiri kepada KH. Khotib Umar Didik Suyuthi, "Rahasia di Balik Mufaraqah Kiai As'ad dari Gus Dur," 22/12/2015. Jika NU Garis Lurus menjadikan peristiwa "Mufaraqah" ini sebagai pijakan historis untuk melegitimasi komunitasnya itu maka sah-sah saja. Bahkan, aliran "NU-Kanan" seperti NU Garis Lurus harus ada demi mengimbangi "NU-Kiri" seperti Jaringan Islam Liberal JIL. Tetapi, NU sejati adalah menampung kedua aliran itu, bukan salah satunya saja. Itulah NU Moderat, yang tawasut, tasamuh, tawazun, dan i'tidal. Bukan NU yang kanan atau yang kiri, tetapi NU yang di sinilah makna kebangkitan kaum intelektual, intellectuals enlightenment, atau Nahdlatul Ulama. Jadi, NU itu bukan KHR As'ad Syamsul Arifin saja dan bukan pula KH Abdurrahman Wahid semata. NU itu adalah kedua-duanya, yakni Kiai As'ad maupun Gus Dur. Atau, NU itu bukan Garis Lurus saja, bukan JIL saja, melainkan kedua-duanya adalah NU. Itulah yang dimengerti oleh PBNU. Memang berat bagi NU Garis Lurus menerima JIL, sebagaimana juga berat bagi JIL menerima NU Garis Lurus. Tetapi, bagi PBNU, keduanya adalah anak-anak sendiri, yang walaupun berbeda dalam tingkat kenakalannya tetap harus dirangkul, kedua adalah ketidakmampuan NU Garis Lurus memahami substansi ajaran Hadratus Syeikh Hasyim Asyari. Misalnya saja, mereka mau membaca dan mengkaji Muqoddimah Qanun Asasi saja, satu kitab itu saja, kita akan melihat bagaimana Hadratus Syeikh menyerukan persatuan dan kekompakan. Kiai Imam Jazuli melihat potensi besar NU Garis Lurus sebagai pemecah persatuan dan kerukunan umat. Di dalam Muqoddimah Qanun Asasi, sebagai Garis Perjuangan dan Jati Diri NU disampaikan Rois Akbar Hadratus Syeikh Hasyim Asy'ari dalam pidato sambutan pendirian NU 16 Rajab 1344 H di Surabaya. Teks aslinya dalam bahasa Arab, tapi terjemahannya sudah pernah dilakukan KH. Mustofa Bisri. Dalam Muqoddimah Qanun Asasi, Hadratus Syeikh mengatakan, "Sesungguhnya pertemuan dan saling mengenal persatuan dan kekompakan adalah merupakan hal yang tidak seorang pun tidak mengetahui manfaatnya." Sangat naif bila kemudian hari NU Garis Lurus tidak mengetahui manfaat kekompakan dan persatuan kekompakan ini, kata Kiai Hasyim Asy'ari, jangan dicerai-beraikan oleh perbuatan suka bantah-bantahan. "Kamu sekalian berpegang teguh kepada tali agama Allah seluruhnya dan jangan bercerai-berai; Kamu saling memperbaiki dengan orang yang dijadikan Allah sebagai pemimpin kamu. Dan Allah membenci bagi kamu, saling membantah, banyak tanya dan menyia-nyiakan harta benda."Namun, kekompakan ini gagal total dipahami oleh NU Garis Lurus. Bagaimana mungkin komunitas NU Garis Lurus mampu hidup kompak dan berdampingan dengan seluruh umat manusia di Jagad semesta ini, sedangkan terhadap sesama warga NU saja mereka suka main tuding, main tuduh, mudah menghakimi. Padahal, Hadratus Syeikh Hasyim Asy'ari mengatakan, "suatu umat bagai jasad yang satu. Orang-orangnya ibarat anggota-anggota tubuhnya. Setiap anggota punya tugas dan perannya."NU Garis Lurus tertutup mata hatinya dan tidak merasa bahwa tudingan-tudingannya menyakiti kelompok-kelompok di luar sana. Mungkin saja, komunitas JIL tidak sakit hati, karena masih kader NU yang berprinsip tentang relativisme. JIL akan menilai NU Garis Lurus hanya kelompok kecil, yang tidak ikut perkembangan jaman. Tetapi, siapa yang mampu menjamin bahwa komunitas Syiah dan Ahmadiyah, yang tak luput dari cercaan NU Garis Lurus ini, tidak merasa sakit hati? 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Untuk mengantisipasi konferensi NU ke-33 di Jombang pada tahun 2015, berbagai jenis fenomena islam radikal muncul. Yaitu, suatu kelompok yang bertindak atas nama NU Garis Lurus NUGL, yang secara radikal menentang semua kelompok yang berbeda dari diri mereka sendiri. Grup ini dipimpin oleh Lutfi Bashori Malang, Yahya al-Bahjah Cirebon, dan Idrus Ramli Jember.Dengan gaya radikal, NU Garis Lurus menjelma menjadi gerakan neo-khawarij, menuduh siapa saja yang menyimpang dari versi tafsir religiusnya, termasuk Gus Dur, M. Quraish Shihab dan Kiai Said Aqil Siradj NU moderat. Pengejekan terhadap figur NU yang moderat persis sama dengan ejekan mereka kepada sekelompok jaringan Islam liberal Ulil Abshar Abdalla, dkk.. Gaya radikalisme ini tentunya membingungkan para warga Nahdliyyin. Keberhasilan NU Garis Lurus, yang mampu memobilisasi jemaahnya, baru-baru ini terlihat jelas dalam pemilihan presiden 2019. Kelompok kecil ini mendukung pasangan Prabowo-Sandi ketika mayoritas warga Nahdliyyin mendukung Jokowi-Amin. Visi-misi NU Garis Lurus memang untuk menentang mayoritas muslimin. Untuk menyerang NU Moderat, NU Garis Lurus mengangkat isu-isu lama seperti permusuhan terhadap kaum Syiah dan Ahmadiyah. Ironisnya, NU garis lurus malah tertipu oleh Wahhabi yang secara kaku mengubah teks kitab Ar-Risalah yang dikarang Hadratus Sheikh Hasyim Asy'ari. Mbah Hasyim tidak memusuhi kelompok Syiah secara umum, tetapi secara khusus adalah Syiah Rafidha, mereka yang memusuhi para sahabat Syiah Rafidhah tidak ada di Indonesia. Namun, karena ditangkap oleh versi Wahhabi, NU Garis Lurus malah membandingkan semua Syiah tanpa bisa membedakan mana yang Rafidha dan mana syiah secara umum. Di sinilah potensi destruktif dari aliran NUGL menjadi sangat jelas. Sehingga ia tidak berbeda dengan kelompok islam radikal destruktif dari aliran NUGL sangat jelas. Dalam setiap dakwahnya, tuduhan terhadap kelompok di luar dirinya terdistorsi, dianggap salah tempat, selalu tidak benar. Tidak hanya terhadap kelompok Syiah, Ahmadiyah, bahkan tokoh-tokoh seperti Gus Dur, Quraish Shihab dan Kiai Said Aqil Siradj tidak pernah bebas dari tuduhan bahwa mereka telah menyimpang. Arti konsep Aqidah Ahlus Sunah wal Jamaah dan teks-teks buku yang ditulis oleh Hadratus Sheikh Hasyim Asy'ari ditafsirkan sesuai dengan perspektif kelompok mereka NUGL tidak dapat dilihat secara terpisah dari peran yang dimainkannya, yaitu anti-tesis sekolah liberal yang diprakarsai oleh anak-anak muda NU moderat. Namun, gerakan yang terlalu kanan malah akan membuat masalah nasional dan masalah agama menjadi lebih rumit. Pada dasarnya NUGL hanya ada untuk mengacaukan dialektika internal NU. ******Puritanisme adalah gerakan konsep agama yang berjuang untuk keaslian. Pada akhir abad ke-16, Puritan ingin menyucikan doktrin Katolik Roma dari doktrin yang tidak dianggap Katolik. Di Timur Tengah terjadi pada abad ke-18, ketika Wahhabisme dikembangkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Wahhabisme ingin membebaskan Islam dari ajaran yang tidak dianggap Islam. 1 2 Lihat Hukum Selengkapnya
daftar ulama nu garis lurus